Kamis, 14 Januari 2010

Keringat Emas

Indahnya emas, siapapun pasti tau akan keindahannya
Bernilainya emas, siapapun pasti mengerti akan nilainya

Emas ini bukanlah perhiasan yang selalu menggantung dileher atau melingkar dijari ataupun di lengan, namun emas ini hanyalah "keringat" yang mungkin sebagian besar orang menilai keringat adalah suatu zat yang bau dan kotor.

Keringat..., siapa yang 'tak paham dengan keringat. Semua orang berkeringat bahkan hewanpun berkeringat. Keringat adalah cairan tubuh yang keluar melalui pori-pori yang ada dikulit anggota tubuh. Namun bila kita melihat lebih dalam mengenai sebab mulanya keringat itu muncul, pasti kita akan menjawab dengan sigap, yakkk karena aktifitas yang dilakukan oleh makhluk tersebut. Siapapun akan berkeringat bila makhluk itu beraktifitas yang menggunakan energi yang cukup besar sehingga kalori didalam tubuh ikut terbakar hingga muncullah keringat tersebut.

Namun..., bila yang berkeringat adalah seorang ibu ??, maka beda makna dan penafsiran yang timbul. Bila seorang ibu berkeringat, maka dia tengah bertarung melawan maut untuk melahirkan kita sebagai anaknya. Keringat itu adalah "keringat emas" yang biasa kita acuhkan, lecehkan bahkan lupakan.

Kita pasti tidak tahu, tidak ingat, bahkan tidak mengerti keringat ibu yang pada saat itu berjuang melahirkan kita. Ibu berusaha sekuat tenaga disertai rasa sakit yang teramat sangat dan dilengkapi dengan pendarahan yang hebat serta tidak menghiraukan keadaan dirinya sendiri. Yang ibu tau dan ibu pikirkan adalah bagaimana kita dapat lahir kedunia ini denga selamat, sehat dan tanpa cacat. Namun cobalah kita lihat keadaan kita saat ini, apakah "keringat" itu sudah terlunasi???, apakah sikap kita terhadap ibu sudah baik??, mari kita berkaca pada keadaan.

Bercerminlah pada diri kita sendiri, adalah sangat baik orang yang mengkoreksi diri sendiri daripada mengoreksi orang lain. Mari kita melihat lebih jauh tentang sifat dan sikap kita terhadap ibu kita tempo dulu, saat ini dan masa yang akan datang. Akankah kita mampu puaskan sang ibu dengan sikap kita ?, apakah sang Ibu bahagia memiliki anak seperti kita??

Tentu sang ibu selalu merasa bangga memliki anak seperti kita, sebangga dia melahirkan kita yang penuh perjuangan. Tak kan mampu kita ukur seberapa besarnya pengorbanan sang ibu untuk kita sebagai anaknya. Karena kalau kita mengukur seberapa besar pengorbanan sang ibu, itu merupakan hal yang sia-sia belaka. Banyak manusia sekarang berkelakar bahwa dia mampu untuk bahagiakan orang tuanya (ibu) denga gelimang harta dan kehidupan yang nyaman, namun itu semua adalah fana karena hal tersebut tidak sebanding dengan apa yang sudah ibu lakukan terhadap kita hingga kita menjadi seperti sekarang ini.

Ibu..., maafkanlah anak mu yang hina ini tanpa mengurangi rasa hormat ku kepada mu ibu...


Maju dulu baru komentar

Rabu, 13 Januari 2010

MENEMBUS KETERBATASAN

MENEMBUS KETERBATASAN


Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.

Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!

Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.

Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.

Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......





Maju dulu baru komentar

Kebersamaan


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak luput dari bergantung kepada manusia lainnya, oleh karena itu manusia tidak akan pernah mampu untuk hidup sendiri dan menyendiri. Hal ini tercermin dari awal mul manusia itu hidup. Manusia lahir karena bantuan manusia lainnya, tidak akan mungkin manusia itu tiba-tiba hadir didunia ini tanpa seorang ibu yang melahirkan ataupun bantuan orang lain yang membantu sang ibu melahirkan. Dalam kehidupan sehari-haripun manusia tidak bisa hidup tanpa campur tangan ataupun bantuan orang lain disekitarnya, hingga pada saat manusia tersebut meninggal duniapun masih ada dan sudah pasti membutuhkan orang lain untuk mengurus pemakamannya dan mendoakannya. Jadi sudah sepantasnya dan memang menjadi suatu keharusan bahwa manusia itu tidak bersikap sombong ataupun angkuh selama hidupnya. Karena hal itu merupakan perbuatan atau sikap maupun sifat yang sia-sia saja.

Dalam konteks kehidupan sosial, manusia bersikap "saling membutuhkan" dengan manusia lain, masing-masing individu berinteraksi dengan individu lain dalam simbiosis mutualisme yang pasti harus bermanfaat bagi sesama individu tanpa mengucilkan atau membuang solidaritas bagi manusia atau individu yang lainnya. Hal inilah yang mencerminkan dari suatu kebersamaan dalam hidup. Karena kebersamaan itu berawal dari suatu pemikiran untuk mau maju dan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Di dalam tim, kebersamaan itu merupakan modal utama untuk meraih sukses yang ingin diraih.

Kebersamaan merupakan wujud dari hasil pemikiran orang-orang yang berfikir. Bukan berarti yang tidak mempunyai rasa kebersamaan itu merupakan orang yang tidak mempunyai pikiran, namun orang tersebut merupakan orang yang rugi. Karena didalam kebersamaan sangat banyak nilai positif yang terkandung didalamnya. Melalui kebersamaan permasalahan dapat terselelsaikan dengan tepat dan akurat. Karena ada istilah mengatakan bahwa "kepala banyak lebih baik daripada satu kepala" artinya pemikiran yang diutarakan oleh lebih dari satu orang hasilnya pasti akan lebih baik daripada pemikiran satu orang saja. Hal ini jelas karena banyak kepala pasti akan lebih banyak mengeluarkan pilihan-pilihan yang baik untuk kemajuan bersama, lalu kita sebagai manusia menentukan mana yang terbaik atau menggabungkan pemikiran tersebut dan untuk kemajuan bersama.

Jadi, manusia yang merasa mampu bila hidup sendiri merupakan kategori manusia yang sombong dan sudah tidak sepantasnya manusia tersebut berada dikehidupan sosial yang sudah menjadi suatu keharusan dan persyaratan manusia itu berada didunia ini.



Maju dulu baru komentar